Manusia dan Cinta Kasih
Daftar Isi
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB
2 PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Cinta Kasih
2.2
Cinta Menurut Ajaran Agama
2.3
Kasih Sayang
2.3.1
cara mewujudkan kasih sayang
2.4
Kemesraan
2.5
Pemujaan
2.6
Belas Kasihan
2.7
Cinta Kasih Erotis
BAB
3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia dilahrikan oleh Tuhan memiliki
perasaan, terutama perasaan cinta. Kebanyakan orang menlihat masalah cinta ini
pertama-tama sebagai masalah dicintai, lebih daripada itu masalah yang dicintai
yaitu masalah kemampuan orang untuk mencinta, maaka masalahnya bagi mereka
ialah bagaimana supaya dicinatai. Setiap orang membutuhkan kebutuhan untuk
mencintai dan dicintai.
Cinta
bukanlah terutama hubungan dengan seseorang tertentu. Cinta adalah sikap,
sesuatu orientasi watak yang menentukkan hubungan pribadi dengan dunia
keseluruhan, bukan menuju sesuatu objek cinta. Jika seseorang pribadi hanya
mencintai satu pribadi lain dan acuh tak acuh terhadap sesamanya yang lain,
cintanya bukanlah cinta, tetpai ikatan simbolik atau egoisme yang diperluas.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cinta Kasih
Menurut kamus
umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat
suka (kepada) atau (rasa) saying (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau
sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan saying atau
cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih
hampir bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta
kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasih.
Dr. Sarwito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta
memiliki 3 unsur, yaitu ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Ketertarikan
adalah perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman
adalah adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku untuk menunjukkan bahwa
seseorang itu dengan seseorang lainnya sudah tidak ada jarak lagi. Sedangkan kemesraan
adalah adanya rasa ingin mengenal lebih dekat dengan seseorang yang dekat
dengan kita. Biasanya kemesraan ditunjukkan dengan perilaku saling bersentuhan maupun
dengan ucapan atau kata-kata yang lebih mendalam.
Dan bedasarkan tingkatannya, cinta dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu tinggi, menengah, dan rendah.
Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah SWT, Rasulullah, dan
berjihad di jalan Allah. Sedangkan cinta tingkat menegah adalah cinta
kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami, dan kerabat harta dan tempat
tinggal.
2.2
Cinta Menurut Ajaran Islam
Dalam ajaran agama Islam, terutama yang di jelaskan
dalam Al-Qur’an, cinta memiliki beberapa pengertian.
Cinta Rahmah,
cinta penuh kasih sayang, lembut, rela berkorban dan siap melindungi.
Cinta Mawaddah,
cinta yang menggebu-gebu atau cinta yang membara.
Cinta Mail,
cinta yang hanya bersifat sementara, sehingga seseorang tersebut ingin meminta
perhatian dari banyak orang hinggal hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan.
Contohnya adalah poligami (ketika kita sedang jatuh cinta kepada yang lebih
muda, yang tua (lama) tidak diperhatikan lagi).
Cinta Shobwah,
cinta yang mendorong perilaku menyimpang tanpa sanggup mengelak (secara tidak
sadar dia tidak tahu apa yang telah ia perbuat). Cinta jenis ini sering
dikatakan cinta buta.
Cinta Kulfah,
perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif,
meski itu sulit untuk dijalani.
Pada hakekatnya Cinta itu adalah sebuah amalan hati
yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. pabila cinta tersebut sesuai dengan
apa yang diridhai Allah SWT, maka ia akan menjadi ibadah. Dan apabila
sebaliknya, jika cinta itu tidak sesuai dengan ridha Allah SWT maka akan
menjadi perbuatan maksiat (seperti yang terjadi pada zaman sekarang ini).
Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah,
cinta kepada Rasulullah, cinta kepada Agama, cinta kepada aqidah, juga cinta
kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami
istri sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT:
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS.
Ar-Ruum: 21)”.
Macam-macam
cinta menurut agama :
1. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta
manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat
perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan
pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk
cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah,
mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha
penyayang”(QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada
Allah akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang mengarahkannya
dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini
pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan,
semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
2. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang
diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat
kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna
bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur
lainnya.
3. Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun
mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya.
Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk hidup.
Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit,
penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah
manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk
menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan
menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui
ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib,
tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan
dirinya dari segala keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap
dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat
merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk
mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada
dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta,
kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila
tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia
mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,” (QS,Fushilat,
41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu
berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini
diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.
4. Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup
dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak
boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh
karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya
sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan
dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya
dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung
memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan
dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala
itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah
terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada
diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian bisa
merelisasikan kebaikan individu dan masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada
orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti cinta mereka pada diri
mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung pengarahan kepada
mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri sendiri.
5. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya
dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan
faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan
untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa
tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang
berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan
seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi
kelangsungan jenis.
6. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber
dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu
terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang
ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan
naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat
bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
7. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan
anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti
halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas
dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan,
kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi
kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia
meninggal dunia.
Cinta
kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya
ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa
cinta,kasih sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam
ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh
terpencil – : “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu
berada bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS,
Yusuf, 12:84)
Biasanya
cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya,
asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan
dan kepentingan mereka sndiri.
2.3 Kasih Sayang
Menurut kamus
umum bahasa indonesia W.J.S Purwodarmito kasih sayang diartikan dengan
perasaan sayang atau cinta kepada seseorang. Kasih sayang ini merupakan
pertumbuhan dari cinta. Kasih sayang ada dua bentuk yaitu, kasih mengasihi atau
saling menumpahkan kasih sayang, Kasih sayang juga dasar komunikasi dari keluarga.
Kata kasih dan sayang itu mengandung pengertian yang
sangat luas. Dan yang pasti setiap insan manusia perlu tahu dan mengerti apa
makna kasih sayang yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan kasih dan sayang di
sini bukan sekadar hubungan cinta atau asmara antara seorang laki-laki dan
perempuan saja. Namun lebih bersifat universal. Sehingga hal ini bisa terjadi
terhadap sahabat, saudara, keluarga dan lain-lain. Dan yang perlu ditekankan
adalah, bahwa kasih dan sayang yang tulus itu selalu punya sifat yang ikhlas
dan lebih banyak memberi daripada menerima. Kepentingan diri sendiri sering
dinomor duakan demi memberi kebahagiaan pada orang yang dikasih dan
disayanginya.
2.3.1
Cara Mewujudkan kasih sayang
Untuk
dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan
bahagia dapat dengan cara :
1. Cara mewujudkan cinta pada
diri sendiri
Dapat dilakukan dengan
mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri
terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi-
wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
2. Cara mewujudkan cinta pada sesama manusia
Dapat dilakukan dengan
perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong
menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910)
seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong
setiap orang yang menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859)
mendirikan Palang Merah International (1863).
3. Cara mewujudkan cinta seksual
Dapat dilakukan apabila
dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat
atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan
yang di sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.
4. Cara mewujudkan cinta keibuan
Dapat dilakukan dengan
dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak
dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih
sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di
jauhkan dari segala kesusahan.
5. Cara mewujudkan cinta
kebapakan
Dapat dilakukan dengan
dilandasi rasa menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari
nafkah, memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan oleh
anaknya.
6. Cara mewujudkan cinta kepada
Allah
Dapat dilakukan dengan
dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan
beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi
larangan yang sudah di tentukan Nya.
7. Cara mewujudkan cinta kepada
Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta
dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq,
tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi
kehidupan oleh sang maha hidup.
2.4 Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat
atau karib sehingga kemesraan berarti
hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama
dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
2.5 Pemujaan
Pemujaan adalah perwujudan cinta manusia terhadap
Tuhan. Kecintaan manusia terhadap Tuhan tidak dapat dipisahkan dari kehidupaan
manusia. Hal ini dikarenakan pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna
kehidupaan yang sebenarnya. Penyebab hal tersebut terjadi karena Tuhan pecipta
alam semesta. Seperti dalam surat Al-furqan ayat 59-60 yang menyatakan: “dia
yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apanya diantara keduanya dalam 6
rangkaian masa, kemudian dia bertahta diatas singgah sananya. Dia maha
pengasih, maka tanyakanlah kepadaNya tentang soal-soal apa yang perlu
diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “bila dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada
Tuhan yang Maha Pengasih.”
Kalau manusia cinta kepada Tuhan karena Tuhan sungguh
maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kecintaan manusia itu dimanivestasikan dalam
bentuk pemujaan atau sembahyang. Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara
pemujaan sesuai dengan agama,kepercayaan,kondisi dan situasi. Sembahyang
dirumah, dimasjid, digereja,dipura,dicandi, bahkan ditempat yang dianggap
keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan. Oleh karena itu,
pemujaan ini sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal
itu berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon
dilimpahkan kebijaksanaan, dsb.
Pemujaan dapat menimbulkan daya kreatifitas pecintanya
dengan cara mencipta. Banyak kita temui Arca-arca yang menggambarkan dewa-dewa
yang dipuja dalam kesenian pahat.
2.6 Belas Kasihan
Belas kasihan adalah emosi manusia yang muncul akibat
melihat penderitaan orang lain. Rasa belas kasihan membuat orang-orang merasa
iba sehingga ingin menolong atau memberikan sesuatu yang bisa membahagiakan atau
meringankan beban orang-orang yang mengalami kesulitan atau musibah.
2.7 Cinta Kasih Erotis
Dalam cinta kasih persaudaraan merupakan cinta kasih
antar orang yang sama dan sebanding. Sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta
kasih terhadapa orang lemah yang tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan besar
antara keduanya tetapi mempunyai kesamaan bahwa pada hakekatnya cinta kasih
tidak terbatas hanya seorang saja. Berlawanan dengan 2jenis cinta kasih diatas
adalah cinta kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan
penyatuan dengan seseorang lain.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan ini
dapat ditarik kesimpulan :
1.
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat
terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang
- Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu
keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga
Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
3.
Cinta dan kasih mengandung arti yang
hamper sama, tapi antara keduanya terdapat perbedaan, yitu cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih meupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
4.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah,
cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa
yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak
belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka
cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
3.2
Saran
Saran
dari penyusun adalah sebaiknya makalah ini dipelajari dan dipahami maksud isi
dan bahasanya sehingga kita semua lebih mengerti tentang manusia dan cinta
kasih serta mampu menerapkanya didalam kehidupan kita sehari-hari.
Daftar Pustaka
http://rayrizqie.blogspot.co.id/2015/05/ibd-bab-4-manusia-dan-cinta-kasih.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar