Rabu, 14 Desember 2016

Lagi, Mahasiswa Gunadarma Torehkan Prestasi Internasional

Tim Paduan Suara Universitas Gunadarma Go Internasional




      Prestasi mahasiswa Indonesia kembali mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional. Kali ini, datang dari grup paduan suara Universitas Gunadarma. 
Grup paduan suara universitas ini memenangkan kompetisi paduan suara mahasiswa tingkat internasional di Busan Choral Festival dan Competition (BCFC), Korea Selatan. 

     Irwan Bastian, Purek III Kemahasiswaan Universitas Gunadarma memberikan ucapan selamat kepada grup paduan suara bernama Swara Darmagita tersebut, melalui keterangan resminya ke Kompas.com. "Selamat atas prestasi yang telah diraih oleh tim paduan suara mahasiswa Universitas Gunadarma Swara Darmagita dan membawa harum nama Indonesia di kancah internasional." kata dia. 

     Selama ini Universitas Gunadarma dikenal sebagai kampus para jagoan IT. Malahan, beberapa waktu lalu, mereka sukses menjadi jawara saat merancang satelit. Sekadar informasi, ajang kompetisi paduan suara internasional yang diadakan setiap tahun ini berlangsung di Busan Cinema Center (BCC) pada 18–21 Oktober 2016. Pada 2016 ini adalah ajang ke-12 penyelenggaraan BCFC.

     Ajang ini diikuti oleh 34 peserta dari 10 negara, di antaranya Columbia, Jerman, Norwegia, Jepang, Rusia, Korea, Taiwan, Malaysia, Philipina dan Indonesia. Universitas Gunadarma mengirimkan tim paduan suara mahasiswa Swara Darmagita untuk pertama kalinya mengikuti ajang ini. Tim yang terdiri dari 37 mahasiswa itu mampu tampil maksimal di dua kategori dan berhasil memperoleh dua kemenangan sekaligus serta mengalahkan tim paduan suara berpengalaman dari negara lain.

    Setelah melalui kompetisi yang ketat dan dinilai oleh enam dewan juri dari berbagai negara, tim Swara Darmagita pada kategori Classical Mixed, berhasil meraih Silver Prize (tertinggi) dan pada kategori Ethnic atau Traditional, berhasil meraih Gold Prize (tertinggi).
Sebelumnya, mahasiswa Gunadarma juga menjuarai lomba merakit satelit internasional, CanSat International Competition 2016 di UlaanBaatar, Mongolia, akhir September lalu.


sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/10/25/221500926/lagi.mahasiswa.gunadarma.torehkan.prestasi.internasional

Selasa, 22 November 2016

Flowchart dan Program Login Pada Bahasa C

Nama : Rahma Dea Lestari
NPM : 55415551
Kelas : 2IA14

Pada post kali ini  untuk memenuhi tugas algoritma pemrograman 3. pada kesempatan kali ini, sesuai dengan judul diatas saya membuat program login menggunakan bahasa C. berikut flowchart dan kode program yang telah saya buat :





#include <stdio.h>
#include <string.h>

int main(){
    //deklarasi variabel
    char uname[5], pass[8];
    int ulang = 0;

    for(int i=0; i<3; i++){
        printf("------------- LOGIN ---------------\n");
        printf("\nusername:");
        scanf("%s", &uname);
        printf("\npassword:");
        scanf("%s", &pass);

        if ((strcmp(uname,"admin")==0)&&(strcmp(pass,"admin123")==0)) {
            break;
        } else {
            printf("password atau username salah\n");
            ulang = ulang + 1;
        }
    }

    if(ulang<3){
        printf("anda berhasil login.");
    } else {
        printf("anda tidak dapat login kembali");
    }
    printf("\n-----------------------------------");

}

pada program diatas, digunakan perulangan for untuk membatasi bahwa user hanya dapat mengalami kegagalan login sebanyak 3x. jika lebih dari 3x maka program akan berhenti. sebelumnya , username dan password yang digunakan adalah "admin" dan "admin123". jika user memasukkan username dan password yang sesuai ataupun user tidak mencapai 3x gagal maka user berhasil login.

berikut merupakan hasil outputnya :

ketika user gagal melakukan login sebanyak 3x.

ketika user berhasil login :

Jumat, 18 November 2016

Struktur Aljabar Matematika Informatika

Contoh Soal Dan Pembahasan Struktur Aljabar
Matematika Infomatika

Kelompok 2


Anggota :
1.      ANDO PRATAMA WIBAWA (50415703)
2.      HETY NURBAETI (57415468)
3.      M FATHI FADHILLAH (53415926)
4.      MUHAMMAD AJI PRASETYO (54415474)
5.      RAHMA DEA LESTARI (55415551)
6.      RIZKY ESHA WAHYU UTAMA (56415182)
7.      SETYO BAYU AJI (56415497)



UNIVERSITAS GUNADARMA







1.)             A = {1,2,3,4}
 Apakah A termasuk dalam semigrup dalam operasi penjumlahan (A,+) ?
Jawab :
·         Tertutup :
Misal a=1 dan b=2
a*b =  a+b
        =  1+2 = 3     (tertutup)

·         Asosiatif :
(a*b)*c =a*(b*c)
(1+2)+3 = 1+(2+3)
             6 = 6          (asosiatif)

·           Karena Himpunan A bersifat Tertutup dan Asosiatif maka termasuk dalam Semigrup


2.)   Himpunan bil. Asli P didefinisikan operasi biner :
x*y = a+2b+ab
apakah (P,*) termasuk grup abel?
   Jawab :
·         Tertutup :
Misal a = 1 dan b =2
a*b =  a+b
        =  1+2 = 3             (tertutup)

·         Asosiatif :
(a*b)*c =a*(b*c)
(a+2b+ab)*c = a+(b+2b+bc)
a+2b+ab+c+(a+2b+ab)c = a+b+2b+bc+a(b+2b+bc)
a+2b+ab+c+ac+2bc+abc = a+b+2b+bc+ab+2ab+abc
a+2b+c+ab+ac+2bc+abc = a+3b+bc+3ab+abc                  (tidak asosiatif)

·         Karena Himpunan P tidak bersifat Asosiatif maka tidak termasuk dalam grup abel


3.)             Misalkan himpunan bilangan asli N, didefinisikan operasi biner:
a * b = a + b + ab
Tunjukan bahwa (N, *) adalah suatu semigrup.

Jawab :

1.    Tertutup
Ambil sebarang a, b * N, karena a, b* N, dan ab* N maka
a * b = a + b + ab * N.
Jadi, N tertutup terhadap operasi biner *.

2. Assosiatif
Ambil sebarang a, b, c * N, maka
(a * b) * c = (a + b + ab) * c = (a + b + ab) + c + (a + b + ab) c = a + b + ab + c + ac + bc + ab
a * (b * c) = a * (b + c + bc) = a + (b + c + bc) + a (b + c + bc) = a + b + c + bc + ab + ac + abc

Maka untuk setiap a, b, c * N berlaku
(a * b) * c = a * (b * c)

Jadi, (N, *) merupakan suatu semigrup.

Jika operasi biner pada semigrup (S, *) tersebut bersifat komutatif, maka semigrup (S, *) disebut juga semigrup abel.


4.)      Tunjukan bahwa H = {1, 2, 3} adalah bukan merupakan Subgrup dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5} terhadap penjumlahan (G, +).

     Jawab :

H = {1, 2, 3} merupakan himpunan bagian dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5},
sehingga H Í G.
Akan ditunjukan H = {1, 2, 3} memenuhi syarat-syarat suatu Grup :
Ambil sebarang nilai dari H
misalkan 2, 3 Î H
didapat : 2 + 3 = 5
5 ÎG tetapi 5 ÏH, sehingga 5 tidak tertutup terhadap operasi biner (H, +)
Maka H = {1, 2, 3} bukan merupakan Subgrup dari G = {0, 1, 2, 3, 4, 5}


5.)               M = { bilangan bulat}
M = b + a – 2a
Apakah (M,*) adalah semi grup?
Jawab:

Ø  Semi grup
    M = { bilangan bulat}
          M = { …, -2, -1, 0, 1, 2,…}
-          Tertutup
Misal a = 7; b = 3
M = a * b = b + a - 2a
                 = 3 + 7 - 2(7)
           = 10 - 14
           = -4

-          Asosiatif
      (a*b)*c = a*(b*c)
(b+a-2a)*c = a*(c+b-2b)
             r*c = a*s
        c+r-2r = s+a-2a
c +(b+a-2a)- 2(b + a-2a) = (c+b-2b)+ a-2a
           c+b+a-2b+2a- 4a = c+b-2b+a-2a
                                c-b-a= c-b-a

Kesimpulan : (M,*) merupakan semi grup karena memiliki kiteria tertutup & asosiatif



6.)   Ada sebuah notasi (R,%) dengan rumus “  ”. Jika R adalah bilangan bulat, apakah (R,%) adalah semi grup?

Jawab:



Kesimpulan: (R,%) bukan semi grup karena tidak memenuhi kriteria asosiatif—(c % d) % e dengan c % (d % e) berlawanan hasil



7.)   Operasi (R,*) berlaku untuk bilangan  Real dengan   a + b =  ab. Apakah termasuk semigrup?
Jawab :

·         Tertutup
a + b =  ab              a = 2   b = 5
         . 2 . 5
        = 5 (Termasuk Real, jadi tertutup)

·         Asosiatif

Kesimpulan : termasuk Semigrup



8.)     Operasi (S,-) berupa  a – b =  (a + b) berlaku untuk bilangan asli S. tentukan apakah (S,-) adalah monoid?

Jawab :
S = {bilangan asli}
Misa a = 5
          B =  6
a – b =  (a + b)
          =    (5 + 6)
          = 5,5 (tidak tertutup)


·         asosisatif

Kesimpulan : karena tidak tertutup, maka bukan monoid.


9.)    Himpunan bilangan asli dioperasikan kedalam (G,-) dengan a - b = a + b + 3.  Tentukan apakah termasuk kedalam grup?
Jawab :
G = { bilangan asli}
a - b = a + b + 3

·         Tertutup
misal a = 2   b = 3
a - b = a + b + 3
         = 2 + 3 + 3
         = 8  (Tertutup, karena merupakan bilangan asli)


·         Asosiatif


·         Identitas
a * e = a
2 * e = 2
      e = 1  (identitas, karena 1 merupakan bilangan asli)


·         Invers
a + a-1= e
2 + a-1= 1
      a-1= 3


kesimpulan : termasuk grup


10.)   D = { 0 , 1}
Apakah D termasuk Grup dalam operasi penjumlahan?
Jawab :
·         Tertutup
a * b = a + b
         = 0 + 1
        = 1 ( Tertutup)


·         Asosiatif
( a + b ) + c = a + (b + c)
(0 + 1) + 1 = 0 + (1 + 1)
        2          =        2     (Asosiatif)


·         Identitas
a * e = a
1 + e = 1
       e = 1

·         Invers
a + a-1= e
1 + a-1= 0
      a-1= -1 (tidak sesuai)

kesimpulan : karena hanya memenuhi syarat Tertutup, Asosiatif, dan Identitas saja, maka G termasuk Monoid.






Rabu, 26 Oktober 2016

Pengaruh Media Massa Terhadap Anak

PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP ANAK


Perkembangan zaman Globalisasi sekarang ini amatlah pesatnya sehingga membuat kita sering takjub dengan segala penemuan-penemuan baru disegala bidang. Penemuan-penemuan baru yang lebih banyak didominasi oleh negara-negara barat tersebut dapat kita simak dan saksikan melalui layar Televisi, koran, Internet dan sebagainya yang sering membuat kita geleng-geleng kepala sebagai orang Indonesia yang hanya bisa menikmati dan memakai penemuan orang-orang barat tersebut. Penemuan-penemuan baru tersebut merupakan sisi positif yang dapat kita ambil dari negara-negara Barat itu sedangkan di negara-negara Barat itu sendiri makin maju dan moderen diiringi pula dengan bebasnya mereka dalam bertindak dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membudaya.

Diantara berbagai media massa, televisi memainkan peran yang terbesar dalam menyajikan informasi yang tidak layak dan terlalu dini bagi anak-anak. Menurut para pakar masalah media dan psikologi, dibalik keunggulan yang dimilikinya, televisi berpotensi besar dalam meningkatkan dampak negatif di tengah berbagai lapisan masyarakat, khususnya anak-anak. Memang terdapat usaha untuk menggerakkan para orang tua agar mengarahkan anak-anak meraka supaya menonton program atau acara yang dikhususkan untuk mereka saja, namun pada prakteknya, sedikit sekali orangtua yang memperhatikan ini.

Kecemasan orangtua terhadap dampak menonton televisi bagi anak-anak memang sangat beralasan, mengingat bahwa bayak penelitian menunjukkan televisi memang memiliki banyak pengaruh baik negatif maupun positif. Yang dikhawatirkan dari kalangan orang tua adalah anak-anak yang belum mampu membedakah mana yang baik dan buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas, karena media televisi mempunyai daya tiru yang sangat kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Namun demikian harus diakui bahwa kebutuhan untuk mendapatkan hiburan, pengetahuan dan informasi secara mudah melalui televisi juga tidak dapat dihindarkan. Televisi, selain selalu tersedia dan amat mudah diakses, juga menyuguhkan banyak sekali pilihan, ada sederat acara dari tiap stasiun televisi, tinggal bagaimana pemirsa memilih acara yang dibutuhkan, disukai dan sesuai dengan selera.

Banyak hal yang belum diketahui oleh seorang anak, oleh karena itu kalau tidak ada yang memberi tahu ia akan mencari sendiri dengan mencoba-coba dan meniru orang dewasa. Apakah hasil percobaan maupun peniruannya benar atau salah, anak mungkin tidak tahu. Disinilah tugas orangtua untuk selalu memberi pengertian kepada anak, secara konsisten. Kebingungan anak karena standar ganda yang diterapkan orangtua juga bisa teratasi kalau orangtua memberi penjelasan kepada anak.

              Kalaupun tidak sempat mendampingi anak, orang tua sebaiknya menyeleksi program televisi mana yang benar-benar cocok untuk anak. Sebelum anak diijinkan untuk menonton program televisi tertentu, orangtua sudah mengetahui program tersebut cocok atau tidak untuk anak, jadi orangtua sudah pernah terlebih dulu menonton program tersebut dan melakukan evaluasi.


·      Pengaruh Lingkungan dan Media Massa Terhadap Perkembangan Kepribadian Anak
Secara umum ada tiga lingkungan yang sangat mempengaruhi kualitas mental dan spiritual anak yaitu : Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sosal budaya yang berhubungan dengan nilai-nilai serta norma-norma yang berlaku dimasyarakat, termasuk didalamnya pengaruh Televisi, buku dan media massa.

Ketiga lingkungan tersebut saling menopang dalam mempengaruhi perkembangan dan pembentukan karekter anak. Sebenarnya, lingkungan kedua dan ketiga dapat dikontrol pengaruhnya jika lingkungan pertama yakni orang tua dalam hal ini keluarga-mampu memaksimalkan perhatiannya terhadap pengasuhan dan pendidikan anak.

Kita sangat paham bahwa anak adalah makhluk aktif yang tengah dalam penjajahan mencari dunianya. Ia membutuhkan pemandu agar ia tidak salah dalam memilih jalan hidupnya. Pemandu itu tidak lain adalah orang tua dan para pendidik (guru). Karena itu, orang tua ataupun guru, sebagai pendidik normal, perlu memahami bagaimana cara menumbuh kembangkan anak, serta memahami pula teknik-teknik bagaimana berinteraksi dengan anak yang sesuai dengan aqidah serta fleksibel dengan tuntutan jaman.


·        Peran Orang Tua Terhadap Anak
Peranan orang tua yang baik untuk anak dapat di lakukan dengan cara sebagai berikut :
a.       Memberi kesepakatan dengan jadwal kepada anak tentang mana acara yang boleh ditonton atau tidak, kapan boleh menonton, waktu sembahyang, waktu belajar, waktu tidur, bahkan waktu membantu orang tua dan berikan sanksi bila melanggar.
b.      Dampingi anak-anak pada saat menyaksikan acara televisi dan upayakan dialog atau diskusi mengenai tayangan yang ditonton termasuk juga iklan-iklannya.
c.       Pantau terus kegiatan anak diluar rumah, bergaul dengan siapa, dikhawatirkan kalau menonton film-film porno yang ada dirumah temannya yang tidak terpantau oleh orang tuanya.

yang tidak kalah pentingnya adalah pendidikan yang mengandung nilai-nilai agama yang harus selalu diterapkan dan ditumbuhkan dirumah yaitu dengan cara mengikutsertakan pendidikan keagamaan di luar jam sekolah, agar anak-anak kita mendapatkan bekal nilai-nilai agama sehingga mampu berfikir jernih, punya rancana dan masa depan yang baik. Apabila ditumbuh-kembangkan pendidikan agama kepada anak-anaknya niscaya apapun arus formasi yang bersifat negatif yang datang dari luar ataupun dari dari kecanggihan teknologi tidak akan berpengaruh bagi anak-anak karena sudah memiliki bekal dan filter untuk menyerap atau menyaring informasi-informasi yang sifatnya negatif.

Empat peran orang tua tersebut, setidaknya dapat meminimalkan efek negatif yang dapat ditimbulkan oleh televisi terhadap anak-anak. Tidak ada artinya jika kita terus menerus menyalahkan media televisi sebagai biang kerok kerusakan moral dan kepribadian anak-anak, karena media televisi sebagai media informasi dan hiburan akan terus hadir dan mengemuka di tengah-tengah kita yang akan terus mempengaruhi mental, emosi, fisik dan perekembangan jiwa anak, tapi disini orang tua harus peka dan kritis tehadap tayangan-tayangan yang disajikan untuk anak-anaknya.

Sebagian orang tua bahkan tak peduli acara apa yang ditonton anaknya. Sepanjang si anak tidak bertanya atau becerita, umumnya orangtua merasa apapun yang disuguhkan televisi sebagai “teman” anaknya selama mereka tidak berada dirumah tak perlu dipermasalahkan.

Kalau toh ada pengaruh buruk televisi terhadap sebagian orang, maka sebagian lainnya mengaggap hal itu sama sekali bukan urusannya. Padahal, sangat mungkin pengaruh buruk itupun mengenai anggota keluarganya, hanya dia cukup jeli atau punya cukup waktu untuk memperhatikannya.

Meskipun belakangan ini sebagian stasiun televisi sudah mencantumkan tanda bahwa program itu untuk orang dewasa, memerlukan bimbingan orangtua, atau memeng acara yang dianggap pantas ditonton anak-anak, kenyataannya hanya sekitar 15 persen saja anak yang mengatakan selama menonton televisi didampingi orangtuanya.

Televisi telah mengubah cara berfikir anak. Anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi biasanya akan tumbuh menjadi sosok yang sulit berkonsentrasi dan kurang perhatian pada lingkungan sekitar, mereka hanya terpaku pada televisi.

Anak-anak lebih bersifat pasif dan berinteraksi dengan TV, bahkan seringkali mereka terhanyut dalam dramatisasi terhadap tayangan yang ada di televisi. Disatu sisi TV menjadi sarana sebagai media informasi, hiburan bahkan bisa sebagai kemajuan kehidupan, namun disisi lain TV dapat menularkan efek yang buruk bagi sikap, pola pikir, perilaku anak.

Televisi tidak bisa dipungkiri, kini boleh jadi telah menjadi pengasuh setia masyarakat. Tak terkecuali anak-anak. Yang jadi masalah, kalau anak-anak menonton tayangan televisi yang tidak sesuai dengan usianya. Misalnya, tayangan seks dan kekerasan. Anak-anak yang masih rentan daya kritisnya, akan mudah sekali terpengaruh dengan isi dan materi tayangan televisi yang ditontonnya, dan pengaruhnya bisa terbawa sampai mereka dewasa.

Oleh sebab itu para orang tua senantiasa diingatkan untuk menerapkan control yang ketat terhadap kebiasaan menonton TV bagi anak-anaknya. Katena kalau tidak dimulai dari sekarang, dampaknya sangat membahayakan buat perkembangan jiwa mereka.

Kekerasan di TV membuat anak menganggap kekerasan adalah jalan untuk menyelesaikan masalah. Dampak menonton Televisi bagi anak-anak. Antara lain bisa menimbulkan ketagihan dan keergantungan serta pola hidup konsumtif dikalangan anak-anak. Anak-anak akan merasa pantas untuk menuntut apa saja yang ia inginkan. Terlepas dari baik buruknya tayangna televisi yang ditonton seorang anak, pola menonton Tivi yang tidak terkontrol akan menimbulkan dampak psikologis bagi anak-anak.

Yang pertama, keterampilan anak jadi kurang berkembang. Usia anak adalah usia dimana si anak sedang mengembangkan segala kemampuannya seperti kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain dan kemampuan mengemukakan pendapat. Dampak lainnya, disadari atau tidak, perilaku-perilaku yang dilihat di TV akan menjadi satu mermori dalam diri si anak dan akibatnya si anak menjadi meniru yang bisa berkembang menjadi karakter pribadinya dikemudian hari, kalau tidak segera diantisipasi.

Jadi jangan heran, kalau orangtua melihat tingkah anaknya yang kasar atau suka meneluarkan kata-kata yang tidak pantas diucapkan, meski orang tua setengah mati meyakinkan bahwa mereka tidak pernah mendidik anaknya seperti itu. Bisa jadi, itu akibat pola menonton TV yang tidak terkontrol.


Kesimpulan
Dari pembahasan diatas panyusun dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan bahwa :
1.      Kontrol dari orangtua tehadap anak sangatlah penting di jaman sekarang ini, karena orang tua adalah pendidik yang pertama dan yang banyak sekali berhubungan langsung dengan anak anak.
2.      Karena siaran Televisi sangat dekat sekali dengan anak-anak, maka orang tua harus bisa mendampingi dan memberikan arahan kepada anak apabila dalam siaran-siaran tersebut ada yang tidak pantas dilihat atau disaksikan oleh anak.
3.      Faktor yang paling penting dalam perkembangan emosional dan spiritual anak bergantung pada orangtua itu sendiri, apabila kurang pengawasan dari orang tua, maka anakpun akan lebih mudah lagi menyerap hal-hal yang bersifat negatif yang ada diluar.


Saran
Di jaman sekarang ini banyak sekali sekali siaran-siaran televisi yang tidak pantas utnuk dilihat oleh anak-anak di bawah umur, maka dari itu peran orang tua disini sangatlah penting, karena dengan perhatian yang ketat dari orangtua, maka anakpun tidak bisa sembarangan menyaksikan tayangan-tayangan yang bersifat negatif, demi menciptakan kepribadian anak yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA